Menjaga Semangat Muhammadiyah di Era Digital: Peran Media di Tingkat Ranting

Zaman terus berubah, teknologi makin canggih, dan cara orang berinteraksi pun ikut bergeser. Tapi satu hal yang nggak boleh berubah: semangat dakwah Muhammadiyah. Nah, di era digital kayak sekarang, media punya peran penting banget buat menjaga dan menyebarkan semangat itu—terutama di tingkat paling dekat dengan masyarakat: ranting.
Ranting: Ujung Tombak Gerakan
Banyak orang mengira kegiatan dakwah besar itu cuma ada di pusat atau daerah. Padahal, ranting adalah ujung tombak. Di situlah Muhammadiyah hadir langsung di tengah masyarakat, berbaur dengan warga, menjawab persoalan sehari-hari, dan menghadirkan solusi islami yang membumi.
Tapi tantangannya, nggak semua orang tahu kegiatan keren yang dilakukan PRM (Pimpinan Ranting Muhammadiyah). Padahal kajian rutin jalan, pengajian ibu-ibu aktif, TPA tiap sore hidup, belum lagi bakti sosial dan program santunan. Sayang banget kalau semua itu hanya berhenti di papan pengumuman masjid.
Saatnya Ranting Melek Media
Di sinilah peran media ranting jadi sangat krusial. Nggak harus serumit bikin TV atau radio, cukup punya website, akun Instagram, Facebook, atau bahkan WhatsApp Broadcast pun sudah jadi sarana dakwah yang luar biasa.
Bayangin, satu foto kegiatan dengan caption menyentuh bisa jadi inspirasi bagi PRM lain. Satu video pendek ceramah ustadz bisa menguatkan iman orang yang sedang down. Satu tulisan ringan tentang ukhuwah bisa mempererat silaturahmi warga satu RT.
Dakwah yang Relevan dan Dekat
Dakwah zaman sekarang bukan cuma soal isi, tapi juga cara penyampaian. Generasi muda mungkin nggak datang ke masjid tiap malam, tapi mereka scroll Instagram sebelum tidur. Maka, kenapa nggak kita bawa semangat Muhammadiyah ke tempat yang mereka lihat setiap hari?
Misalnya:
-
Dokumentasi kegiatan kajian malam TAMASA
-
Testimoni warga tentang manfaat pengajian atau kegiatan sosial
-
Tips Islami harian dari ustadz lokal
-
Poster kajian digital yang bisa dishare ke grup-grup
Dengan begitu, dakwah tetap hidup dan relevan, nggak ketinggalan zaman.
Kolaborasi dan Konsistensi
Yang penting, jangan sendirian. Bentuk tim kecil pengelola media di PRM. Bisa melibatkan anak muda yang suka desain, ibu-ibu yang rajin update grup WA, atau bapak-bapak yang punya HP canggih. Kuncinya ada di kolaborasi dan konsistensi.
Nggak harus upload tiap hari. Cukup satu atau dua kali seminggu dengan konten yang ringan, menarik, dan menyentuh hati. Lama-lama, media ranting jadi sumber inspirasi dan semangat bagi warga.
Penutup: Jangan Takut, Mulai Aja Dulu!
Menjaga semangat Muhammadiyah di era digital itu bukan hal mustahil. Kita punya semangat, punya nilai, dan punya banyak kegiatan positif—tinggal kita kemas dengan baik dan sebarkan lewat media.
Mulai aja dulu. Karena satu postingan kecil dari ranting, bisa jadi pemicu kebangkitan dakwah besar di masa depan.