
Oleh : Didi Eko Ristanto
Sebagai generasi muslim jangan jadi pemalas, jangan jadi orang yang cita-citanya pendek, jangan jadi orang yang cita-citanya hanya makanan. Kalau seseorang itu pemikiran hidupnya hanya makanan apa bedanya, mohon maaf dengan hewan. bahkan hewan itu lebih unggul dalam masalah kuat makan. lembu, sapi, kerbau, gajah, perutnya lebih besar dan lebih kuat makan daripada kita.
Kalau cita-cita hanya mengeraskan otot, membentuk otot perut, otot dada, otot lengan dan kekuatan-kekuatan fisik lainnya, tentu kita akan kalah dengan gorila yang lebih kuat, lebih kokoh.
Kalau cita-citanya hanya menunjukkan keberanian bertarung dan menunjukkan kehebatan perkelahian, apa bedanya dengan singa. singa dan harimau lebih baik.
Kalau cita-citanya hanya untuk fisik yang bagus, wajah yang tampan, pakaian yang keren, kita kalah sama kupu-kupu, karena lebih bagus tubuhnya dan penampilannya.
Maka cita-cita kita sebagai anak muda muslim adalah sesuatu yang tidak ada akhirnya dan yang tidak ada ujungnya. Karena sesuatu yang masih bisa ditanya ada apa setelahnya, apa setelahnya? itu tidak layak dijadikan cita-cita. Misal cita-citanya mempunyai otot yang seperti binaragawan. Lalu apa setelah itu? lalu akan menua, sakit-sakitan dan mati, kemudian masuk kubur.
Kalau cita-citanya mengumpulkan harta saja, kalau sudah jadi orang terkaya lalu apa? lalu menua, sakit-sakitan dan mati. Selanjutnya harta dibagi-bagi.
Kalau cita-citanya menjadi pejabat DPR lalu apa setelahnya? yaitu habis periode, pensiun, menua, sakit-sakitan dan mati
Artinya sesuatu yang masih ada apa sih setelahnya, apa sih setelahnya? itu tidak layak jadikan tujuan. Yang layak dijadikan tujuan adalah ridha Allah. Kalau mendapat ridha Allah itu jaminannya tempatnya surga. Lalu apa setelah surga? Tidak ada, setelah surga adalah pencapaian terakhir. Kita hidup selama-lamanya, muda selama-lamanya, sehat selama-lamanya, dan bahagia selama-lamanya.
Itulah yang layak untuk dijadikan sebagai prioritas tujuan cita-cita kita. itulah mengapa Rasulullah dan para sahabat sangat bersemangat bahkan rela menembus hujan panas rela menghabiskan seluruh hartanya selera kepanasan dan kelaparan demi untuk meraih surga.
Orang yang memiliki cita-cita tinggi, tidak akan mau dipatahkan oleh penderitaan. Tidak mau dihentikan oleh batu karang rintangan. Tidak mau larut dalam kesedihan. Mereka terus bergerak dan berlari menuju cita-citanya meskipun kaki berdarah-darah.